skip to main |
skip to sidebar
- 'Jangan Mengaku Kaya Kalau Belum Punya Motor Tua'

Jakarta - Motor antik atau klasik tidak bisa dipisahkan dari
sejarah Indonesia. Berbagai jenis motor antik di Indonesia memiliki
latar belakang yang kompleks, diantaranya sebagai alat transportasi,
operasional militer dan bahkan sebagai penanda status sosial. Jadi
wajar saja kalau sempat ada anekdot yang menarik soal motor tua.
"Jangan mengaku kaya sebelum punya motor tua," seloroh pendiri Motor
Antique Club (MAC) Jogjakarta yang akrab dengan panggilan Genduk, Yuli
Hartono di Yogyakarta.
Populasi motor antik di Indonesia sangat besar, bahkan sempat tercatat
sebagai salah satu negara dengan populasi motor antik terbesar di
dunia.
Untuk itulah klub motor tua yang telah berdiri sejak 1979, ingin lebih
menggaungkan nama bangsa Indonesia ke dunia internasional sebagai
bangsa yang memiliki sejarah dan kekayaan khasanah motor antik lewat
event yang dinamai Djogja International Classic Bike Show 2012 mulai
23-24 Juni mendatang di JEC Yogyakarta..
Salah satu yang menarik dari acara ini terlihat untuk pertama kalinya,
kompetisi Slalom Test Motor Klasik memperebutkan Piala Radja (Sri
Sultan Hamengku Buwono X).
Slalom motor klasik terbagi dalam beberapa kategori mulai dari 50-124
cc, 125-249 cc, 250-349cc, 350-499cc, 500 up dan kelas Sespan
(Pengendara+Boncenger Sespan).
Koordinator perlombaan Roy Hendromarto menuturkan kompetisi ini terbuka untuk seluruh penggemar motor klasik.
Peserta diharuskan lolos prasyarat perlombaan dan uji scrutineering,
diantaranya adalah peserta diharuskan mengendarai motor klasik produksi
Eropa atau Amerika tahun produksi sebelum 1970, non skuter.
Selain itu peserta diwajibkan mengenakan piranti berkendara sesuai
dengan standar keamanan berkendara seperti jaket, sarung tangan, helm
SNI dan sepatu.
Peserta diperbolehkan melakukan ubahan mesin sesuai dengan batasan cc
perkelas, tidak diperbolehkan memasang rem cakram (discbreak).
Selain Slalom Test acara ini juga menampilkan Kontes Motor Klasik yang
mempertandingkan kategori sebagai berikut, Vintage (1900 – 1930),
Classic (1931 – 1945), Post War (1946 – 1953), Golden Era (1954 –
1973), Scooter & Japan Classic (<1959). Untuk kategori Best
People Choice mendapat anugerah khusus Piala Radja (Sri Sultan Hamengku
Buwono X).
Sementara itu builder yang juga penggemar motor antik Lulut Wahyudi
yang didaulat menjadi ketua panitia acara berpendapat acara motor
klasik akan menjadi sebuah wacana edukasi dan menghadirkan sensasi
tersendiri ketika ditampilkan dengan kemasan yang khusus.
"Di tahun pertama ini untuk regulasi kompetisi, panitia masih
menerapkan asas kesepahaman yang dikelola secara profesional dengan
kaidah-kaidah kompetisi yang sportif, dimasa mendatang semoga ini
menjadi embrio bagi kompetisi slalom dan parade motor klasik, membawa
manfaat yang luar biasa untuk kemajuan dunia pariwisata dengan
memperkenalkan khasanah motor klasik Indonesia kepada dunia," tandas
Lulut.
0 komentar:
Posting Komentar